MUJISAT MASIH ADA UNTUK JIMMY DUMAI

 Mujisat masih ada
Jimmy Dumai, seorang yang hobinya bermain tenis. Ia lebih memilih untuk mengorbankan waktunya bahkan keluarganya asalkan ia bisa bermain tenis. Tenis menjadi sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari seorang Jimmy Dumai. Hal ini menimbulkan pertengkaran di dalam rumah tangganya karena Jimmy lebih memilih dan mengutamakan untuk berkumpul bersama teman-teman di lapagan tenis dari pada berkumpul bersama dengan keluarganya.
Pada 18 Februari 2000, Jimmy pergi bermain tenis seperti biasanya bersama dengan teman-temannya. Permainan tenis pagi itu begitu serunya, tiba-tiba kakinya keseleo sehingga permainan tidak bisa diteruskan. Teman-temannya mencoba menolongnya, tetapi kakinya tetap terasa sangat sakit. Maka Jimmy segera dilarikan ke rumah sakit, sehingga dokter segera memeriksanya. Dari hasil pemeriksaan, didapati tendon arcillesnya putus sehingga ia harus di operasi. Sebelum Jimmy di operasi, dokter memeriksa jantungnya dan ia di rongseng untuk kesiapan operasi. Ia disarankan oleh dokter untuk beristirahat total di rumah sakit selama seminggu. Dalam keadaan seperti itupun Jimmy masih menanyakan ke dokter apakah ia masih bisa bermain tenis seperti sebelumnya? Dokter berkata "bisa saja main  tenis lagi dalam waktu enam bulan atau satu tahun lagi". Lanjut dokter "tetapi jika tidak bisa maka di sarankan pak Jimmy untuk melakukan olahraga lainnya.
Setelah operasi dan keluar dari rumah sakit, Jimmy mulai merasa sedih dan putus asa. Karena ia merasa sangat merepotkan orang lain. Ketika mau pergi ia membutuhkan seseorang untuk menuntunnya dan ia harus menggunakan tongkat. Hal yang lebih menyedihkannya lagi adalah ia tidak bisa bermain tenis lagi. Sejak itu apapun yang Jimmy ingin lakukan, ia membutuhkan orang lain untuk menolongnya. Sikap mandiri selama ini yang tertanam dalam dirinya menjadi pudar. 
Suatu ketika anaknya mengajak Jimmy untuk mengikuti acara kebaktian di luar kota.
Saat itu Ia tidak ingin mengikutinya, Karena Jimmy tidak percaya bahwa hanya dengan doa bisa menyembuhkan kakinya, itu sesuatu yang tidak mungkin. Namun ia tidak mau mengecewakan anaknya maka iapun mau mengikuti ajakan anaknya dan pergi kebaktian bersama dengan keluarganya di luar kota. Pada hari terakhir dari pertemua ibadah itu,
Jimmy sudah merasa bosan dan ingin segera pulang. Ia katakan hal ini pada istri dan anaknya untuk pulang lebih awal sebelum pertemuan ibadah itu selesai. Menjelang malam itu, anaknya mengak Jimmy untuk mengikuti doa penyerahan, untuk minta pertolongan Tuhan bagi kesembuhan kakinya. Namun ia menolaknya, karena dalam hatinya ia berpikir, itu sesuatu yang tak mungkin, bagaimana caranya orang di sembuhkan hanya dengan berdoa? itu tidak mungkin. Sepanjang malam itupun, kakinya kembali terasa sakit sehingga ia tambah bersungut-sungut, ia merasa menyesal mengapa datang ke pertemuan ibadah ini. Ia juga memikirkan jika ia mengikuti acara doa penyerahan malam itu, ia akan merepotkan anak dan istrinya, sehingga mereka tidak bisa mengikuti acara doa penyerahan dengan hikmatnya. Pada saat itu ada keinginan dalam hatinya untuk segera pulang, tetapi tidak tahu mengapa ia tetap mau bersabar, ia mau untuk menunggu.
Keesokan harinya, bertepatan dengan hari minggu. Jimmy bangun lebih awal dan ia merasa ada keinginan untuk pergi ke gereja. Maka ia segera berpakaian yang rapi, dan siap untuk pergi ke gereja. Istri dan anaknya terheran-heren akan perubahan Jimmy tersebut. Jimmy mengajak anak dan istrinya untuk bersiap-siap pergi ke gereja. Saat itu bagi istri dan anaknya merasa ini adalah peristiwa yang besar sedang terjadi di dalam keluarga mereka, karena suami dan ayah mereka, ternyata mau pergi ke gereja. Jika pada awalnya Jimmy tidak mau pergi ke gereja, kini ia dengan sendirinya mau pergi ke gereja.
Kehadiran Jimmy digereja disambut oleh pak Pendeta dan jemaat dengan penuh sukacita. Jimmy mengikuti ibadah di dalam gereja dengan seksama. Setelah ibadah selesai dan acara ramah tamah, maka istrinya mengambil makanan untuk Jimmy. Tiba-tiba Jimmy menangis karena dadanya terasa sesak dan panas. Maka pak pendeta mendoakan Jimmi dan dengan yakin pak Pendeta mengatakan bahwa kuasa Tuhan mampu menyembuhkan orang yang sakit, bahkan Jimmipun.
Ketika sedang di doakan oleh pak pendeta, Jimmy menyadari akan segala dosa-dosa yang telah ia lakukan selama ini. Jimmy berdoa minta pengampunan Tuhan atas dosa-dosanya dan memohon pengampunan Tuhan karena meragukan kuasa Tuhan yang mampu menyembuhkan orang yang sakit. Setelah berdoa, Jimmy mencoba berdiri dan berjalan secara perlahan tanpa ditopang oleh togkat. Iapun bisa berjaan maju kedepan sambil memuji Tuhan dan bersukacita. Jimmy sangat bersukacita  karena mengalami pemulihan dan kebaikan Tuhan di dalam hidupnya walaupun sebelumnya ia tidak percaya akan kuasa Tuhan. Kini ia menyadari bahwa Tuhan mampu memulihkan setiap orang yang sakit, yang mau datang padaNya karena Tuhan mengasihi dirinya dan semua orang yang mau meminta pertolongan Tuhan.   

Sumber: Jawaban.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar