Mujisat masih ada
Jimmy Dumai, seorang yang hobinya bermain tenis. Ia lebih memilih untuk mengorbankan waktunya bahkan keluarganya asalkan ia bisa bermain tenis. Tenis menjadi sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari seorang Jimmy Dumai. Hal ini menimbulkan pertengkaran di dalam rumah tangganya karena Jimmy lebih memilih dan mengutamakan untuk berkumpul bersama teman-teman di lapagan tenis dari pada berkumpul bersama dengan keluarganya.
Pada 18 Februari 2000, Jimmy pergi bermain tenis seperti biasanya bersama dengan teman-temannya. Permainan tenis pagi itu begitu serunya, tiba-tiba kakinya keseleo sehingga permainan tidak bisa diteruskan. Teman-temannya mencoba menolongnya, tetapi kakinya tetap terasa sangat sakit. Maka Jimmy segera dilarikan ke rumah sakit, sehingga dokter segera memeriksanya. Dari hasil pemeriksaan, didapati tendon arcillesnya putus sehingga ia harus di operasi. Sebelum Jimmy di operasi, dokter memeriksa jantungnya dan ia di rongseng untuk kesiapan operasi. Ia disarankan oleh dokter untuk beristirahat total di rumah sakit selama seminggu. Dalam keadaan seperti itupun Jimmy masih menanyakan ke dokter apakah ia masih bisa bermain tenis seperti sebelumnya? Dokter berkata "bisa saja main  tenis lagi dalam waktu enam bulan atau satu tahun lagi". Lanjut dokter "tetapi jika tidak bisa maka di sarankan pak Jimmy untuk melakukan olahraga lainnya.
Setelah operasi dan keluar dari rumah sakit, Jimmy mulai merasa sedih dan putus asa. Karena ia merasa sangat merepotkan orang lain. Ketika mau pergi ia membutuhkan seseorang untuk menuntunnya dan ia harus menggunakan tongkat. Hal yang lebih menyedihkannya lagi adalah ia tidak bisa bermain tenis lagi. Sejak itu apapun yang Jimmy ingin lakukan, ia membutuhkan orang lain untuk menolongnya. Sikap mandiri selama ini yang tertanam dalam dirinya menjadi pudar. 
Suatu ketika anaknya mengajak Jimmy untuk mengikuti acara kebaktian di luar kota.
Saat itu Ia tidak ingin mengikutinya, Karena Jimmy tidak percaya bahwa hanya dengan doa bisa menyembuhkan kakinya, itu sesuatu yang tidak mungkin. Namun ia tidak mau mengecewakan anaknya maka iapun mau mengikuti ajakan anaknya dan pergi kebaktian bersama dengan keluarganya di luar kota. Pada hari terakhir dari pertemua ibadah itu,
Jimmy sudah merasa bosan dan ingin segera pulang. Ia katakan hal ini pada istri dan anaknya untuk pulang lebih awal sebelum pertemuan ibadah itu selesai. Menjelang malam itu, anaknya mengak Jimmy untuk mengikuti doa penyerahan, untuk minta pertolongan Tuhan bagi kesembuhan kakinya. Namun ia menolaknya, karena dalam hatinya ia berpikir, itu sesuatu yang tak mungkin, bagaimana caranya orang di sembuhkan hanya dengan berdoa? itu tidak mungkin. Sepanjang malam itupun, kakinya kembali terasa sakit sehingga ia tambah bersungut-sungut, ia merasa menyesal mengapa datang ke pertemuan ibadah ini. Ia juga memikirkan jika ia mengikuti acara doa penyerahan malam itu, ia akan merepotkan anak dan istrinya, sehingga mereka tidak bisa mengikuti acara doa penyerahan dengan hikmatnya. Pada saat itu ada keinginan dalam hatinya untuk segera pulang, tetapi tidak tahu mengapa ia tetap mau bersabar, ia mau untuk menunggu.
Keesokan harinya, bertepatan dengan hari minggu. Jimmy bangun lebih awal dan ia merasa ada keinginan untuk pergi ke gereja. Maka ia segera berpakaian yang rapi, dan siap untuk pergi ke gereja. Istri dan anaknya terheran-heren akan perubahan Jimmy tersebut. Jimmy mengajak anak dan istrinya untuk bersiap-siap pergi ke gereja. Saat itu bagi istri dan anaknya merasa ini adalah peristiwa yang besar sedang terjadi di dalam keluarga mereka, karena suami dan ayah mereka, ternyata mau pergi ke gereja. Jika pada awalnya Jimmy tidak mau pergi ke gereja, kini ia dengan sendirinya mau pergi ke gereja.
Kehadiran Jimmy digereja disambut oleh pak Pendeta dan jemaat dengan penuh sukacita. Jimmy mengikuti ibadah di dalam gereja dengan seksama. Setelah ibadah selesai dan acara ramah tamah, maka istrinya mengambil makanan untuk Jimmy. Tiba-tiba Jimmy menangis karena dadanya terasa sesak dan panas. Maka pak pendeta mendoakan Jimmi dan dengan yakin pak Pendeta mengatakan bahwa kuasa Tuhan mampu menyembuhkan orang yang sakit, bahkan Jimmipun.
Ketika sedang di doakan oleh pak pendeta, Jimmy menyadari akan segala dosa-dosa yang telah ia lakukan selama ini. Jimmy berdoa minta pengampunan Tuhan atas dosa-dosanya dan memohon pengampunan Tuhan karena meragukan kuasa Tuhan yang mampu menyembuhkan orang yang sakit. Setelah berdoa, Jimmy mencoba berdiri dan berjalan secara perlahan tanpa ditopang oleh togkat. Iapun bisa berjaan maju kedepan sambil memuji Tuhan dan bersukacita. Jimmy sangat bersukacita  karena mengalami pemulihan dan kebaikan Tuhan di dalam hidupnya walaupun sebelumnya ia tidak percaya akan kuasa Tuhan. Kini ia menyadari bahwa Tuhan mampu memulihkan setiap orang yang sakit, yang mau datang padaNya karena Tuhan mengasihi dirinya dan semua orang yang mau meminta pertolongan Tuhan.   

Sumber: Jawaban.com
disiplin rohani
Sering kita menyanyikan lagu KU MAU SEPERTIMU YESUS pada bagian reffnya berbunyi, "ku mau s'pertiMu Yesus, disempurnakan slalu". Lirik lagu yang bagus, namun kita tidak tahu atau mengabaikan bagaimana caranya untuk menjadi seperti Yesus yang disempurnakan. Untuk menjadi seperti Yesus yang disempurnakan, maka setiap orang yang percaya pada Yesus harus memiliki disiplin rohani. Dengan berdisiplin rohani maka, kita akan semakin dekat, semakin berelasi dan semakin serupa dengan Yesus. Jika menyelidiki Alkitab, maka akan menemukan di sana bagaimana Yesus mendisiplin diriNya. Maka kitapun yang ingin seperti Yesus, perlu untuk berdisiplin rohani seperti Yesus sang teladan kita. Dalam buku yang saya baca berjudul DISIPLIN ROHANI 10 PILAR PENOPANG KEHIDUPAN KRISTEN oleh Donald S. Whitney. Disiplin rohani terkadang melelahkan karena melakukan disiplin tanpa arah. Donald S. Whitney memberikan contoh seorang anak bernama Kevin yang berumur enam tahun. Kedua orangtuanya mendaftarkan dia les gitar. setiap siang setelah pulang dari sekolah, dia duduk di ruang tamu -- ogah-ogahan "menggenjreng" gitarnya, namun matanya terpaku pada teman-temannya yang sedang main bola basket di taman, di seberang jalan. itu namanya disiplin tanpa arah dan ini benar-benar menjemukan.
Sekarang bayangkan lagi: Kevin didatangi seorang malaikat pada saat ia sedang berlatih main gitar. Dalam sebuah penglihatan, dia dibawa ke Carnegie Hall untuk menyaksikan pertujukan konser seorang gitaris. Biasanya Kevin tidak menyukai musik klasik, tetapi kali ini dia terpana dengan apa yang dilihat dan dan di dengarnya. Jari-jemari gitaris itu menari-nari dengan lincahnya, lagi gesit, di atas senar-senar. Kevin berpikir tentang dirinya, jari-jemarinya teramat kaku -- tidak dapat bergerak dengan luwes seperti itu di atas senar-senar. Gitaris tersebut dengan mahir memadukan nada-nada menjadi kesatuan yang harmonis, semarak, nyaring, lagi jernih bunyinya. Seketika itu juga Kevin teringat, betapa sumbangnya nada-nada yang teralun keluar dari gitarnya. 
Kevin masih terpana, disedengkannya telinganya kesatu arah sementara dia mendengar dengan penuh perhatian. Dia betul-betul menikmati musik itu dan terbuai dibuatnya. Dia tidak pernah membayangkan ada orang yang dapat main gitar sehebat itu.
"Bagaimana pendapatmu tentang gitaris itu? tanya malaikat. Bocah berumur empat tahun itu menjawab, "hebat". 
Penglihatan tersebut lalu lenyap, tetapi malaikat itu masih berdiri di depan Kevin, di ruang tamu. 
"Kevin" kata malaikat itu, gitaris yang kamu katakan hebat, itu adalah kamu dalam beberapa tahun lagi. Sambil menunjuk ke arah gitar, malaikat itu berkata dengan tegas "Tapi kau harus berlatih". 
Tiba-tiba malaikat itu menghilang dan Kevin seorang diri lagi dengan gitarnya. 
Menurut anda, sekarang sikap Kevin waktu berlatih main gitar akan berubah atau tidak? Dia sekarang memiliki tujuan yang memacunya ke masa depan. Tentu saja Kevin harus berusaha, tetapi usahanya tidak lagi dapat dikatakan menjemukan. 
Banyak orang Kristen yang telah mengalami kejenuan yang sama dengan Kevin ketika melakukan disiplin rohani tanpa arah. Oleh karena itu kita harus mengetahui dan mengerti kelak kita ini akan menjadi seperti apa. Roma 8:29a, BIS, berkata "Mereka yang telah dipilih oleh Allah, telah juga ditentukan dari semula untuk menjadi serupa dengan anakNya, yaitu Yesus Kristus". Jadi rencana Allah adalah semua orang Kristen atau yang percaya pada Yesus menjadi seperti Yesus. Kita akan diubah pada waktu Kristus Yesus datang lihat 1 Yohanes 3:2b. 
Jadi sekrang pertanyaannya bagaimana kita dapat menjadi seperti Yesus? Jawabannya di dalam 1 Timotius 4:7b, yaitu: "Latihlah dirimu beribadah" dalam buku DISIPLIN ROHANI 10 PILAR PENOPANG KEHIDUPAN KRISTEN menyebutnya dengan disiplin rohani.                
  1. Berdisiplin untuk bergaul akrab dengan firman Tuhan
  2. Berdisiplin untuk Berdoa
  3. Berdisiplin untuk Beribadah
  4. Berdisiplin untuk Memberitakan Injil 
  5. Berdisiplin untuk Melayani 
  6. Berdisiplin untuk Menggunakan Waktu
  7. Berdisiplin untuk Menggunakan Uang
  8. Berdisiplin untuk Berpuasa 
  9. Berdisiplin untuk Bersaat Teduh 
  10. Berdisiplin untuk Buku Harian
Disiplin Rohani tersebut tidak lepas dari kemauan untuk terus belajar dan semangat pantang menyerah dalam berdisiplin. 
Jadi untuk bertumbuh menjadi seperti Yesus atau orang yang dewasa secara rohani yang memiliki kepribadian yang menancarkan sifat-sifat Yesus, bergantung pada seberapa setia kita menerapkan disiplin rohani dalam kehidupan kita.
panggilan Tuhan dalam hidup kita
Mendengar nama Abraham, Musa, Daud, Paulus, Petrus nama tokoh-tokoh Alkitab yang dipakai Tuhan secara luar biasa dalam hidup mereka. Setiap anak Tuhan juga memiliki kerinduan untuk dipakai Tuhan seperti mereka, terkadang ada tanda tanya yang besar, bagaimana panggilan Tuhan di dalam hidup kita? apakah kita bisa seperti mereka? atau memang Tuhan memilih mereka karena mereka memiliki kelebihan di dalam hidupnya?
Pagi ini kita akan belajar dari Matius 4:18-22, tentang panggilan Tuhan, kita akan belajar tentang orang seperti apa yang Tuhan mau pakai, yang Tuhan mau panggil?
Cerita yang sama juga ada di Markus1:16-22 dan Lukas 5:1-11. Dalam Lukas meceritakan dengan sedikit berbeda, diawali dengan pemberitaan Tuhan kepada orang-orang yang ada di sekitar danau, kemudian Ia membuat mujisat dan akhirnya adalah panggilan Tuhan kepada kedua orang nelayan tersebut. Yang menarik dari cerita ini berdasarkan Matius dan Markus, ke dua orang tersebut dan dua orang yang lain, langsung meresponi panggilan tersebut dan meinggalkan apa yang ada pada mereka untuk mengikuti Tuhan. Dari cerita Alkitab tersebut, menjadi pertanyaan mengapa Tuhan mau penggil nelayan untuk menjadi muridnya, apakah karena mereka orang yang taat, orang yang suci atau karena mereka orang yang kuat, atau orang yang berpendidikan tinggi? Jika melihat dari jenis pekerjaannya, maka mereka bukan orang yang berpendidikan tinggi, karena biasanya yang berpendidikan tinggi atau yang pintar bekerja di pemerintahan. Mereka juga bukan orang yang suci, karena dalam kisah di Lukas, Petrus berkata "saya orang berdosa." Jadi tidak ada alasan jabatan atau kekayaan atau kepintaran atau pendidikan sebagai dasar untuk Tuhan memanggil mereka. Sebaliknya Tuhan memanggil mereka karena Tuhan mau memakai mereka.
Ketika Tuhan sudah memanggil yang menariknya adalah mereka segera meresponi panggilanNya. Dicatat di dalam Alkitab bahwa mereka tidak menundanya, tetapi saat itu juga mereka segera pergi, mereka segera meninggalkan semua yang ada di sana untuk menjawab panggilan Tuhan. Mereka tidak memikirkan bagaimana pekerjaan mereka, bagaimana memenuhkan kebutuhan mereka, mereka tidak memikirkan posisi mereka nantinya. Yang mereka lakukan adalah segera mengikuti Yesus. Inilah yang mejadi kunci dalam panggilan Tuhan.
Bagaimana dengan panggilan Tuhan dalam hidup kita, jika kita melihat Petrus, Paulus yang dipakai luar biasa, kita juga ingin seperti mereka. pertanyaannya apakah kita juga mau menjawab panggilan Tuhan dalam hidup kita dan mengikuti Dia dengan sepenuh hati. Apakah kita juga mau mengikuti Tuhan tanpa memikirkan bagaimana memenuhkan kebutuhan hidup kita. Ini sesuatu yang tidak mudah, ketika kita sudah mengikuti Dia dengan sepenuh hati tanpa kita memperhitunggkan berbagai yang kita butuhkan. Ingatlah bahwa Ia Tuhan yang setia dan mengerti berbagai kebutuhan hidup kita sehingga Ia juga yang akan mencukupkannya. Ingatlah bahwa ia berkata jangan kuatir tentang apapun yang menjadi kebutuhanmu karena Bapamu di surga tahu apa yang kamu perlukan.
Jadi maukah kita meresponi panggilan Tuhan dalam hidup kita? maukah kita dipakaiNya? Karena Ia memanggil setiap orang tanpa terkecuali, Ia tidak melihat latar belakang orang atau status sosial atau pendidikan. Yang Ia butuhkan adalah orang-orang yang mau meresponi panggilanNya. Ketika bersama Dia, Ia akan menolong kita dan kitapun bisa di pakai secara luar biasa untuk kemuliaan namaNya.
orang seperti apakah saya
Pagi ini, kita akan belajar dari nyanyian pengajaran Daud dalam Mazmur 52:1-11. Mazmur ini lahir karena seorang yang bernama Doeg yang melaporkan kepada raja Saul tentang keberadaan Daud. dengan melaporkan keadaan Daud, maka imam dan keluarganya di Nob dibunuh (lih. 2 Samuel 21& 22:6-23). Dari mazmur ini kita akan belajar 2 tipe orang, orang seperti apakah saya? 
  1. Doeg, ia dikatakan adalah seorang pahlawan, artinya ia bukan seorang biasa, ia juga adalah serorang kepala dari para gembalanya Saul, ia juga seorang yang melayani Tuhan. Namun ia disebut dalam mazmur ini sebagai pahlawan yang jahat, ia seorang yang mencintai kejahatan, seorang yang merancanakan kehancuran. Seorang penipu, seorang yang tidak mengandalkan Tuhan. Mengapa Daud menyebut Doeg adalah orang seperti itu? karena ketika Daud lari ke imam Ahimelekh di Nob, Doeg ada di sana, dikatakan ia adalah seroang pelayan Tuhan. Dia mungkin juga menyambut Daud dan beramah-tamah dengan Daud. Namun ketika meninggalkan Daud dan bertemu dengan Saul, ia menceritakan Daud ada di Nob, itu tidak masalah. Jadi masalahnya di mana? masalahnya adalah dia mungkin menambahkan cerita tentang keterlibatan imam di Nob dengan Daud. Bahkan ia dengan berani membunuh para imam, sedangkan para tentara saja tidak berani melakukan itu. Mengapa ia bisa begitu kejamnya? karena ia hanya seorang yang mencari keuntungan, seorang yang dikatakan percaya pada kekayaan yang melimpah. 
  2. Daud, menggambarkan dirinya seperti sebuah pohon zaitun yang menghijau di rumah Tuhan. Ia seorang yang percaya pada kasih setia Allah. Seorang yang selalu bergantung pada Allah, Daud juga seorang yang mau selalu bersyukur pada Allah. Ia percaya pada Allah bahwa Allah akan bertindak dalam segala langkahnya.    
Dari kedua orang ini yang mana yang mencirikan hidup kita? apakah seperti doeg, seorang yang ada selalu melayani Tuhan namun memiliki tujuan yang lain yaitu kekayaan, sehingga tidak sepenuh hatinya berpaut pada Tuhan. atau seperti Daud, seorang yang sangat bergantung dan percaya pada Tuhan dalam hidupnya. Keduannya memiliki jalan yang berbeda dan hasil yang akan dicapaipun berbeda. Doeg dikatakan bahwa Alah akan merobohkannya untuk seterusnya, bukan saja merobohkan tetapi juga akan mencabut dari dalam kemah bahkan akan membantun dari dalam negeri. Berbeda dengan Daud, karena ia akan aman dalam pemeliharaan Tuhan. Jadi orang seperti apakah kita?
siapa yang menjadi penasihatmu
Seorang pemimpin yang berhasil, biasanya ada seorang penasihat yang bijaksana. Seorang pemimpin yang hebat karena memiliki orang yang memberikan pertimbangan-pertimbangan yang baik. Jika salah dalam memilih seorang penasihat dan memberikan pertimbangan yang salah maka pemerintahan atau kekuasaan yang di jalankan akan hancur. Seorang penasihat yang baik akan selalu mengarahkan orang yang dibimbingnnya menuju jalan yang baik dan tidak tersesat, jika salah memilih penasihat maka akan membimbing ke jalan yang disangkanya  benar namun menuju kebinasaan. Siapakah yang menjadi penasihat atau mentormu? Siapakah yang menjadi pembimbingmu atau siapa yang menjadi teman curhatmu? Apakah dia memberikan bimbingan dan pengarahan dengan benar dan baik atau mengarahkan ke jalan yang disangka benar namun ujungnya menuju maut. 
Pagi ini, kita akan belajar dari raja Yoas dalam 2 Raja-raja 12:1-21 dan 2 Tawarikh 24:1-27.
Raja Yoas dikatakan seorang raja yang berlaku benar, selama memiliki seorang penasihat atau seorang pembimbing yang namanya imam Yoyada. Selama imam Yoyada hidup, Raja Yoas melakukan yang benar, bahkan Raja Yoas begitu giat dalam memperbaiki rumah Tuhan dengan giatnya. Yoas memiliki seorang penasihat adalah seorang imam atau saat ini bisa seorang hamba Tuhan, seorang yang setia melayani Tuhan. Imam Yoyada adalah seorang yang taat pada Tuhan dan memberikan berbagai pertimbangan untuk raja berdasarkan firman Tuhan. Ia memberikan wejangan sesuai perintah Tuhan tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang raja, hal ini memuat raja Yoas semakin baik, bahkan benar di mata Tuhan dan Tuhan memberkati kerajaan dan rakyatnya.
Namun keadaan berbalik ketika penasihat yang diandalkan itu sudah tidak ada lagi. Dalam 2 Tawarikh 24: 17. "Sesudah Yoyada mati, pemimpin-pemimpin Yehuda datang menyembahh kepada raja. Sejak itu raja mendengarkan mereka." Ketika sepeninggalnya imam Yoyada, raja Yoas mendengarkan penasihat-penasihatnya dari kalangan pemimpin-pemimpin Yehuda. Apakah mereka kurang bijaksana? belum tentu, mungkin mereka adalah penasihat yang baik bahkan lebih baik. Namun yang mereka berikan dalam pertimbangannya adalah apa yang baik menurut manusia dan bukan Tuhan. berbeda dengan imam Yoyada, ia seorang imam. Ketika ia memberikan pertimbangan, ia akan memikirkan apakah Tuhan mau, apakah yang dilakukan sesuai dengan firman Tuhan, apakah yang dilakukan akan memuiakan Tuhan? Di sinilah titik perbedaannya. Penasihat yang dekat dengan Tuhan, Penasihat yang hidupnya takut akan Tuhan lembih memberikan pertimbangan dilihat dari sisi Tuhan, sedang pertimbangan dari penasihat yang lain, yang tidak sungguh-sungguh taat pada Tuhan. Akan memeberikan pertimbangan berdasarkan apa yang dianggab baik untuk kerajaan, untuk masyarakat dan untuk raja, bukan berdasarkan apakah Tuhan mau. Atau apakah itu dosa dan tidak.
Karena pertimbangan yang diberikan oleh pemimpin-pemimpin Yehuda, membawa raja untuk mejauh dari Tuhan, bahkan tidak sungkan untuk membunuh anak Imam Yoyada (ay. 20-22). Siapa sangak raja yang baik bisa menjadi raja yang jahat bahkan melupakan jasa dari imam Yoyada. Semua itu karena salah dalam memilih tempat untuk curhat, atau tempat untuk meminta pertimbangan atau masukan.
Hari ini siapa yang menjadi penasihat kita? Siapa yang menjadi pembimbingmu? Jika salah tempat cuhatnya, salah tempat meminta pertimbangan dan masukan, maka akan salah juga dalam mendapatkan masukan. belajar pagi ini untuk jangan salah dalam memilih orang sebagai pembimbing atau salah dalam memilih penasiahat, jika salah kita akan diarahkan untuk menjauh dari Tuhan. Semakin jauh dari Tuhan, masalah tidak akan terselesaikan, semakin jauh dari Tuhan pergumulan tidak akan teratasi. Semuanya itu akan tetap ada dan menekan hidup kita. Oleh karena itu carilah pembimbing atau penasihat yang baik, yang bijaksana dan yang terpenting adalah penasihat yang taat dan cinta Tuhan. Ketika memberikan solusi dalam hidup kita, ia akan memberikan dengan bijaksana dan Tuhan dimuliakan di dalamnya. Kitapun yang mendapat masukan tersebut juga akan menjalani dengan sukacita dan damai. 
pencobaan di padang gurun
Ketika kita makin setia dengan Tuhan, bukan berarti pencobaan dalam hidup semakin berkurang tetapi malah semakin banyak. Mengapa Tuhan membiarkan itu terjadi di dalam hidup kita. Karena Tuhan mengijinkan kita diuji. Ujian akan datang terus-menerus di dalam hidup kita. Pagi ini kita akan belajar bagaiman dari Tuhan Yesus bagaimana melewati pencobaan di padang gurun. Lihat Matius 4:1-11. Diawali dengan cerita bahwa Tuhan Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
Artinya di dalam hidup kitapun Tuhan mengijinkan kita dicobai oleh iblis, namun apakah kita perlu takut kepada iblis dan cobaannya? jawabannya adalah Tidak, mengapa kita tidak perlu takut karena ada roh Tuhan bersama dengan kita. Ingatlah bahwa Paulus mengatakan dalam 2 korintus bahwa "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan biasa. Ketika engkau mengalaminya Tuhan adalah setia dan Ia akan memberikan jalan keluar." terlebih lagi kita ada dipimpin oleh Roh Kudus, kita tidak sendirian.
Jadi bagaimana kita bisa melewatinya? belajar dari Tuhan Yesus menghadapi pencobaan di padang gurun. Ketika si jahat menyerang anak-anak Tuhan, iblis melihat situasi lawannya, seperti satu team sepak bola yang akan bertanding, sebelum pertandingan dimulai, biasanya para pemain dan pelatih menyusun strategi. Strategi didapat dari hasil pengamatan terhadap team lawan, menganalisa kekuatan dan kelemahan dari setiap pemainnya. Dengan demikian mereka mengetahui strategi apa yang digunakan team lawan, kelemahan dan kekuatan team lawan ada di mana, dan sebagainya.
Begitu juga dengan siiblis, ia mempelajari apa yang terjadi dengan Tuhan Yesus dan apa yang mungkin menjadi kelemahan Tuhan Yesus, apa yang mungkin sangat dibutuhkanNya. Maka iblis tahu dari mana dan menggunakan apa untuk melawan Tuhan Yesus. Ia menantang Tuhan Yesus untuk membuat roti. Jika Engkau anak Allah peritahkanlah batu-batu ini menjadi roti." Ia menantang Yesus untuk membuktika bahwa Ia benar anak Allah, dengan cara membuat roti. Apakah iblis tidak tahu bahwa Yesus adalah Allah. Ia tahu itu, namun ia ingin Yesus tergoda dengan perkataannya. Kenapa roti? karena ia tahu Yesus sebagai manusia sedang dalam keadaan lapar, setelah puasa empat puluh hari dan empat puluh malam. Maka Yesus mengalahkaannya dengan memberikan jawaban "Ada tertulis, manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." 
Iblis tahu bahwa apa yang dikatakan Yesus benar, maka ia menantang Yesus dengan cara lain, ia mengajak Yesus ke bumbungan Bait Allah dan kali ini menggunakan fiman Tuhan untuk mencobai Yesus dengan berkata "Jika Engkau anak Allah, jatuhkan dirimu ke bawah. Sebab ada tertulis mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikatNya dan mereka akan menatang Engkau di atas tanganya. Supaya kakimu jangan terantuk kepada batu. Maka Yesus menjawab juga dengan firman Tuhan, "ada tertulis, jangan mencobai Tuhan Allahmu. 
Sekali lagi Iblis kalah, dan ia membwa Yesus ke atas gunung yang tinggi dan berkata "Semuanya itu akan diberikan kepadamu, jika Engkau sujud menyembah aku." Maka jawab Yesus. "Enyahlah engkau Iblis, engkau harus menyembah Tuhan Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti." Akhirnya Tuhan Yesus menang dalam pencobaan di padang gurun.
Pagi ini kita belajar bahwa sijahat sebelum malawan anak-anak Tuhan, ia akan mempelajari, mencari kelemahan dari setiap anak Tuhan dan menggunakan itu sebagai kesempatan untuk mengalahkan anak-anak Tuhan atau orang percaya. Sehingga senjata yang ia gunakan berupa apa yang kita butuhkan atau apa yang menjadi keinginan kita. Misalnya makanan, kekuasaan, atau keinginan untuk dihargai dan lainnya.
Jika demikian bagaimana untuk menang, terlebih lagi kita hanya manusia biasa.
  1. Ingat bahwa kita tidak sendiri karena ada Tuhan bersama dengan kita dan akan memberikan kita jalan keluar
  2. Gunakan senjata Allah, yaitu Firman Tuhan. Tuhan Yesus melewati pencobaan di padang gurun dengan menggunakan Firman Tuhan dan bukan yang lainnya. Maka kita juga dapat mengalahkannya dan melalui berbagai pencobaan dengan menggunakan Firman Tuhan.
Ketika kita bisa melewati berbagai pergumulan atau cobaan di dalam hidup ini, selalu ingat bahwa semuanya itu karena Tuhan setia dalam hidup kita. Maka ucapkanlah syukur senantiasa dalam hidup ini. 
do = f(4 Ketuk)

Ayat 1.
Haleluya Pujilah
Allah Yang Agung, Maha Esa
Dalam Kristus Kita Kenal
Allah Yang Hidup, Bapa Kekal

Langit buana semesta
Patut memuji kuasaNya
Karna berkat-Nya tak henti
limpah kasih-Nya tak terperi

Ayat 2.
Wahai dunia, soraklah
Angkat suaramu, nyanyilah
Tabuhlah tifa dan gendang
Iringi puji dalam tembang

Langit buana semesta
Patut memuji kuasaNya
Karna berkat-Nya tak henti
limpah kasih-Nya tak terperi