panggilan Tuhan dalam hidup kita
Mendengar nama Abraham, Musa, Daud, Paulus, Petrus nama tokoh-tokoh Alkitab yang dipakai Tuhan secara luar biasa dalam hidup mereka. Setiap anak Tuhan juga memiliki kerinduan untuk dipakai Tuhan seperti mereka, terkadang ada tanda tanya yang besar, bagaimana panggilan Tuhan di dalam hidup kita? apakah kita bisa seperti mereka? atau memang Tuhan memilih mereka karena mereka memiliki kelebihan di dalam hidupnya?
Pagi ini kita akan belajar dari Matius 4:18-22, tentang panggilan Tuhan, kita akan belajar tentang orang seperti apa yang Tuhan mau pakai, yang Tuhan mau panggil?
Cerita yang sama juga ada di Markus1:16-22 dan Lukas 5:1-11. Dalam Lukas meceritakan dengan sedikit berbeda, diawali dengan pemberitaan Tuhan kepada orang-orang yang ada di sekitar danau, kemudian Ia membuat mujisat dan akhirnya adalah panggilan Tuhan kepada kedua orang nelayan tersebut. Yang menarik dari cerita ini berdasarkan Matius dan Markus, ke dua orang tersebut dan dua orang yang lain, langsung meresponi panggilan tersebut dan meinggalkan apa yang ada pada mereka untuk mengikuti Tuhan. Dari cerita Alkitab tersebut, menjadi pertanyaan mengapa Tuhan mau penggil nelayan untuk menjadi muridnya, apakah karena mereka orang yang taat, orang yang suci atau karena mereka orang yang kuat, atau orang yang berpendidikan tinggi? Jika melihat dari jenis pekerjaannya, maka mereka bukan orang yang berpendidikan tinggi, karena biasanya yang berpendidikan tinggi atau yang pintar bekerja di pemerintahan. Mereka juga bukan orang yang suci, karena dalam kisah di Lukas, Petrus berkata "saya orang berdosa." Jadi tidak ada alasan jabatan atau kekayaan atau kepintaran atau pendidikan sebagai dasar untuk Tuhan memanggil mereka. Sebaliknya Tuhan memanggil mereka karena Tuhan mau memakai mereka.
Ketika Tuhan sudah memanggil yang menariknya adalah mereka segera meresponi panggilanNya. Dicatat di dalam Alkitab bahwa mereka tidak menundanya, tetapi saat itu juga mereka segera pergi, mereka segera meninggalkan semua yang ada di sana untuk menjawab panggilan Tuhan. Mereka tidak memikirkan bagaimana pekerjaan mereka, bagaimana memenuhkan kebutuhan mereka, mereka tidak memikirkan posisi mereka nantinya. Yang mereka lakukan adalah segera mengikuti Yesus. Inilah yang mejadi kunci dalam panggilan Tuhan.
Bagaimana dengan panggilan Tuhan dalam hidup kita, jika kita melihat Petrus, Paulus yang dipakai luar biasa, kita juga ingin seperti mereka. pertanyaannya apakah kita juga mau menjawab panggilan Tuhan dalam hidup kita dan mengikuti Dia dengan sepenuh hati. Apakah kita juga mau mengikuti Tuhan tanpa memikirkan bagaimana memenuhkan kebutuhan hidup kita. Ini sesuatu yang tidak mudah, ketika kita sudah mengikuti Dia dengan sepenuh hati tanpa kita memperhitunggkan berbagai yang kita butuhkan. Ingatlah bahwa Ia Tuhan yang setia dan mengerti berbagai kebutuhan hidup kita sehingga Ia juga yang akan mencukupkannya. Ingatlah bahwa ia berkata jangan kuatir tentang apapun yang menjadi kebutuhanmu karena Bapamu di surga tahu apa yang kamu perlukan.
Jadi maukah kita meresponi panggilan Tuhan dalam hidup kita? maukah kita dipakaiNya? Karena Ia memanggil setiap orang tanpa terkecuali, Ia tidak melihat latar belakang orang atau status sosial atau pendidikan. Yang Ia butuhkan adalah orang-orang yang mau meresponi panggilanNya. Ketika bersama Dia, Ia akan menolong kita dan kitapun bisa di pakai secara luar biasa untuk kemuliaan namaNya.
orang seperti apakah saya
Pagi ini, kita akan belajar dari nyanyian pengajaran Daud dalam Mazmur 52:1-11. Mazmur ini lahir karena seorang yang bernama Doeg yang melaporkan kepada raja Saul tentang keberadaan Daud. dengan melaporkan keadaan Daud, maka imam dan keluarganya di Nob dibunuh (lih. 2 Samuel 21& 22:6-23). Dari mazmur ini kita akan belajar 2 tipe orang, orang seperti apakah saya? 
  1. Doeg, ia dikatakan adalah seorang pahlawan, artinya ia bukan seorang biasa, ia juga adalah serorang kepala dari para gembalanya Saul, ia juga seorang yang melayani Tuhan. Namun ia disebut dalam mazmur ini sebagai pahlawan yang jahat, ia seorang yang mencintai kejahatan, seorang yang merancanakan kehancuran. Seorang penipu, seorang yang tidak mengandalkan Tuhan. Mengapa Daud menyebut Doeg adalah orang seperti itu? karena ketika Daud lari ke imam Ahimelekh di Nob, Doeg ada di sana, dikatakan ia adalah seroang pelayan Tuhan. Dia mungkin juga menyambut Daud dan beramah-tamah dengan Daud. Namun ketika meninggalkan Daud dan bertemu dengan Saul, ia menceritakan Daud ada di Nob, itu tidak masalah. Jadi masalahnya di mana? masalahnya adalah dia mungkin menambahkan cerita tentang keterlibatan imam di Nob dengan Daud. Bahkan ia dengan berani membunuh para imam, sedangkan para tentara saja tidak berani melakukan itu. Mengapa ia bisa begitu kejamnya? karena ia hanya seorang yang mencari keuntungan, seorang yang dikatakan percaya pada kekayaan yang melimpah. 
  2. Daud, menggambarkan dirinya seperti sebuah pohon zaitun yang menghijau di rumah Tuhan. Ia seorang yang percaya pada kasih setia Allah. Seorang yang selalu bergantung pada Allah, Daud juga seorang yang mau selalu bersyukur pada Allah. Ia percaya pada Allah bahwa Allah akan bertindak dalam segala langkahnya.    
Dari kedua orang ini yang mana yang mencirikan hidup kita? apakah seperti doeg, seorang yang ada selalu melayani Tuhan namun memiliki tujuan yang lain yaitu kekayaan, sehingga tidak sepenuh hatinya berpaut pada Tuhan. atau seperti Daud, seorang yang sangat bergantung dan percaya pada Tuhan dalam hidupnya. Keduannya memiliki jalan yang berbeda dan hasil yang akan dicapaipun berbeda. Doeg dikatakan bahwa Alah akan merobohkannya untuk seterusnya, bukan saja merobohkan tetapi juga akan mencabut dari dalam kemah bahkan akan membantun dari dalam negeri. Berbeda dengan Daud, karena ia akan aman dalam pemeliharaan Tuhan. Jadi orang seperti apakah kita?
siapa yang menjadi penasihatmu
Seorang pemimpin yang berhasil, biasanya ada seorang penasihat yang bijaksana. Seorang pemimpin yang hebat karena memiliki orang yang memberikan pertimbangan-pertimbangan yang baik. Jika salah dalam memilih seorang penasihat dan memberikan pertimbangan yang salah maka pemerintahan atau kekuasaan yang di jalankan akan hancur. Seorang penasihat yang baik akan selalu mengarahkan orang yang dibimbingnnya menuju jalan yang baik dan tidak tersesat, jika salah memilih penasihat maka akan membimbing ke jalan yang disangkanya  benar namun menuju kebinasaan. Siapakah yang menjadi penasihat atau mentormu? Siapakah yang menjadi pembimbingmu atau siapa yang menjadi teman curhatmu? Apakah dia memberikan bimbingan dan pengarahan dengan benar dan baik atau mengarahkan ke jalan yang disangka benar namun ujungnya menuju maut. 
Pagi ini, kita akan belajar dari raja Yoas dalam 2 Raja-raja 12:1-21 dan 2 Tawarikh 24:1-27.
Raja Yoas dikatakan seorang raja yang berlaku benar, selama memiliki seorang penasihat atau seorang pembimbing yang namanya imam Yoyada. Selama imam Yoyada hidup, Raja Yoas melakukan yang benar, bahkan Raja Yoas begitu giat dalam memperbaiki rumah Tuhan dengan giatnya. Yoas memiliki seorang penasihat adalah seorang imam atau saat ini bisa seorang hamba Tuhan, seorang yang setia melayani Tuhan. Imam Yoyada adalah seorang yang taat pada Tuhan dan memberikan berbagai pertimbangan untuk raja berdasarkan firman Tuhan. Ia memberikan wejangan sesuai perintah Tuhan tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang raja, hal ini memuat raja Yoas semakin baik, bahkan benar di mata Tuhan dan Tuhan memberkati kerajaan dan rakyatnya.
Namun keadaan berbalik ketika penasihat yang diandalkan itu sudah tidak ada lagi. Dalam 2 Tawarikh 24: 17. "Sesudah Yoyada mati, pemimpin-pemimpin Yehuda datang menyembahh kepada raja. Sejak itu raja mendengarkan mereka." Ketika sepeninggalnya imam Yoyada, raja Yoas mendengarkan penasihat-penasihatnya dari kalangan pemimpin-pemimpin Yehuda. Apakah mereka kurang bijaksana? belum tentu, mungkin mereka adalah penasihat yang baik bahkan lebih baik. Namun yang mereka berikan dalam pertimbangannya adalah apa yang baik menurut manusia dan bukan Tuhan. berbeda dengan imam Yoyada, ia seorang imam. Ketika ia memberikan pertimbangan, ia akan memikirkan apakah Tuhan mau, apakah yang dilakukan sesuai dengan firman Tuhan, apakah yang dilakukan akan memuiakan Tuhan? Di sinilah titik perbedaannya. Penasihat yang dekat dengan Tuhan, Penasihat yang hidupnya takut akan Tuhan lembih memberikan pertimbangan dilihat dari sisi Tuhan, sedang pertimbangan dari penasihat yang lain, yang tidak sungguh-sungguh taat pada Tuhan. Akan memeberikan pertimbangan berdasarkan apa yang dianggab baik untuk kerajaan, untuk masyarakat dan untuk raja, bukan berdasarkan apakah Tuhan mau. Atau apakah itu dosa dan tidak.
Karena pertimbangan yang diberikan oleh pemimpin-pemimpin Yehuda, membawa raja untuk mejauh dari Tuhan, bahkan tidak sungkan untuk membunuh anak Imam Yoyada (ay. 20-22). Siapa sangak raja yang baik bisa menjadi raja yang jahat bahkan melupakan jasa dari imam Yoyada. Semua itu karena salah dalam memilih tempat untuk curhat, atau tempat untuk meminta pertimbangan atau masukan.
Hari ini siapa yang menjadi penasihat kita? Siapa yang menjadi pembimbingmu? Jika salah tempat cuhatnya, salah tempat meminta pertimbangan dan masukan, maka akan salah juga dalam mendapatkan masukan. belajar pagi ini untuk jangan salah dalam memilih orang sebagai pembimbing atau salah dalam memilih penasiahat, jika salah kita akan diarahkan untuk menjauh dari Tuhan. Semakin jauh dari Tuhan, masalah tidak akan terselesaikan, semakin jauh dari Tuhan pergumulan tidak akan teratasi. Semuanya itu akan tetap ada dan menekan hidup kita. Oleh karena itu carilah pembimbing atau penasihat yang baik, yang bijaksana dan yang terpenting adalah penasihat yang taat dan cinta Tuhan. Ketika memberikan solusi dalam hidup kita, ia akan memberikan dengan bijaksana dan Tuhan dimuliakan di dalamnya. Kitapun yang mendapat masukan tersebut juga akan menjalani dengan sukacita dan damai. 
pencobaan di padang gurun
Ketika kita makin setia dengan Tuhan, bukan berarti pencobaan dalam hidup semakin berkurang tetapi malah semakin banyak. Mengapa Tuhan membiarkan itu terjadi di dalam hidup kita. Karena Tuhan mengijinkan kita diuji. Ujian akan datang terus-menerus di dalam hidup kita. Pagi ini kita akan belajar bagaiman dari Tuhan Yesus bagaimana melewati pencobaan di padang gurun. Lihat Matius 4:1-11. Diawali dengan cerita bahwa Tuhan Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
Artinya di dalam hidup kitapun Tuhan mengijinkan kita dicobai oleh iblis, namun apakah kita perlu takut kepada iblis dan cobaannya? jawabannya adalah Tidak, mengapa kita tidak perlu takut karena ada roh Tuhan bersama dengan kita. Ingatlah bahwa Paulus mengatakan dalam 2 korintus bahwa "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan biasa. Ketika engkau mengalaminya Tuhan adalah setia dan Ia akan memberikan jalan keluar." terlebih lagi kita ada dipimpin oleh Roh Kudus, kita tidak sendirian.
Jadi bagaimana kita bisa melewatinya? belajar dari Tuhan Yesus menghadapi pencobaan di padang gurun. Ketika si jahat menyerang anak-anak Tuhan, iblis melihat situasi lawannya, seperti satu team sepak bola yang akan bertanding, sebelum pertandingan dimulai, biasanya para pemain dan pelatih menyusun strategi. Strategi didapat dari hasil pengamatan terhadap team lawan, menganalisa kekuatan dan kelemahan dari setiap pemainnya. Dengan demikian mereka mengetahui strategi apa yang digunakan team lawan, kelemahan dan kekuatan team lawan ada di mana, dan sebagainya.
Begitu juga dengan siiblis, ia mempelajari apa yang terjadi dengan Tuhan Yesus dan apa yang mungkin menjadi kelemahan Tuhan Yesus, apa yang mungkin sangat dibutuhkanNya. Maka iblis tahu dari mana dan menggunakan apa untuk melawan Tuhan Yesus. Ia menantang Tuhan Yesus untuk membuat roti. Jika Engkau anak Allah peritahkanlah batu-batu ini menjadi roti." Ia menantang Yesus untuk membuktika bahwa Ia benar anak Allah, dengan cara membuat roti. Apakah iblis tidak tahu bahwa Yesus adalah Allah. Ia tahu itu, namun ia ingin Yesus tergoda dengan perkataannya. Kenapa roti? karena ia tahu Yesus sebagai manusia sedang dalam keadaan lapar, setelah puasa empat puluh hari dan empat puluh malam. Maka Yesus mengalahkaannya dengan memberikan jawaban "Ada tertulis, manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." 
Iblis tahu bahwa apa yang dikatakan Yesus benar, maka ia menantang Yesus dengan cara lain, ia mengajak Yesus ke bumbungan Bait Allah dan kali ini menggunakan fiman Tuhan untuk mencobai Yesus dengan berkata "Jika Engkau anak Allah, jatuhkan dirimu ke bawah. Sebab ada tertulis mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikatNya dan mereka akan menatang Engkau di atas tanganya. Supaya kakimu jangan terantuk kepada batu. Maka Yesus menjawab juga dengan firman Tuhan, "ada tertulis, jangan mencobai Tuhan Allahmu. 
Sekali lagi Iblis kalah, dan ia membwa Yesus ke atas gunung yang tinggi dan berkata "Semuanya itu akan diberikan kepadamu, jika Engkau sujud menyembah aku." Maka jawab Yesus. "Enyahlah engkau Iblis, engkau harus menyembah Tuhan Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti." Akhirnya Tuhan Yesus menang dalam pencobaan di padang gurun.
Pagi ini kita belajar bahwa sijahat sebelum malawan anak-anak Tuhan, ia akan mempelajari, mencari kelemahan dari setiap anak Tuhan dan menggunakan itu sebagai kesempatan untuk mengalahkan anak-anak Tuhan atau orang percaya. Sehingga senjata yang ia gunakan berupa apa yang kita butuhkan atau apa yang menjadi keinginan kita. Misalnya makanan, kekuasaan, atau keinginan untuk dihargai dan lainnya.
Jika demikian bagaimana untuk menang, terlebih lagi kita hanya manusia biasa.
  1. Ingat bahwa kita tidak sendiri karena ada Tuhan bersama dengan kita dan akan memberikan kita jalan keluar
  2. Gunakan senjata Allah, yaitu Firman Tuhan. Tuhan Yesus melewati pencobaan di padang gurun dengan menggunakan Firman Tuhan dan bukan yang lainnya. Maka kita juga dapat mengalahkannya dan melalui berbagai pencobaan dengan menggunakan Firman Tuhan.
Ketika kita bisa melewati berbagai pergumulan atau cobaan di dalam hidup ini, selalu ingat bahwa semuanya itu karena Tuhan setia dalam hidup kita. Maka ucapkanlah syukur senantiasa dalam hidup ini.